Minggu, 31 Mei 2015

Perkembangan Pandangan Baru Tentang Organisasi

1.  Arti Pengembangan Organisasi
            Arti pengembangan organisasi yang lebih dikenal dengan organization development (OD).          Pengertian pokok OD adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan dalam bentuk    pembaruan organisasi dan modernisasi, terus menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat    dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya, yang membentuk masyakat modern ,   mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi      pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat katagori , yaitu perkembangan teknologi,    perkembangan produk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin singkatnya  daur hidup produk,serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nila nila dan    harapan tiap orang. 
           Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi  dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan    tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga    organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai    proses organization development (OD).

2. Sejarah Perkembangan Organisasi
             Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat hubungannya dengan teori organisasi. Teori        Organisasi meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.

A. Teori Organisasi Klasik 
       Dalam teori ini, organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.

I. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
  1. Pembagian Kerja yang jelas.
  2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
  3. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi
  4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
  5. Sistem aturan yang mencakup Hak dan Kewajiban posisi para pemegang jabatan
  6. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.

II. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
  1. Pembagian Kerja / Division of Work
  2. Wewenang dan Tanggung jawab
  3. Disiplin
  4. Kesatuan perintah
  5. Kesatuan pengarahan
  6. Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
  7. Balas jasa
  8. Sentralisasi
  9. Rantai scalar
  10. Aturan
  11. Keadilan
  12. Kelanggengan personalia
  13. Inisiatif
  14. Semangat korps

III. Manajemen Ilmiah
              Manajemen Ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu:
o   Menggantikan metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan   
     atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
o   Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
o   Pengembangan ilmu kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus     
     diintegrasikan.
o   Untuk mecapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para     
     karyawan.

B. Teori Organisasi Neoklasik
          Teori Neoklasik secara sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi(The Human Relation Movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Percobaan-percobaan ini dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi. Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
1. Partisipai
2. Perluasan kerja
3. Manajemen bottom-up

C. Teori Organisasi Modern
           Teori modern biasanya disebut juga sebagai analisa sistem pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut diantaranya:
Teori Klasik : memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.
Teori Modern : menekankan pada perpaduan dan perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan. Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:

  1.  Komunikasi.
  2.  Konsep keseimbangan.
  3.  Proses pengambilan keputusan.
Tujuan Perkembangan Organisasi ;
  1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi.
  2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
  3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi.
  4. Merupakan semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri.

3. Karakterisktik Pengembangan Organisasi
          Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. (Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri), jadi semua mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis sebelumnya. 
Karakteristik Organisasi yang efektif adalah : 
  1. Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Aset yang berharga 
  2. Program Training dan Pengembangan terbuka seluas-luasnya 
  3. Program kompensasi terlaksana dengan baik 
  4. Tingkat perputaran SDM rendah 
  5. Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap perkembangan SDM 
  6. Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan organisasi 
4. Organisasi Masa Depan
           Dalam abad duapuluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu : 
1. Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible. 
2. Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).

            Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan, tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning organization)

Daftar Pustaka :